Presiden Jokowi Resmikan Modeling Kawasan Tambak Budidaya Ikan Nila Salin (BINS)
nineuro Presiden Joko Widodo dan Menteri Kelautan serta Perikanan meresmikan BINS di Karawang, Jawa Barat.2 Kawasan ini luas, mencapai 80 hektare, di BLUPPB Karawang.3
Presiden Jokowi Didampingi Menteri Kelautan dan Perikanan Meresmikan BINS di Karawang
Modeling tambak ini akan memperkuat industri nila salin di Indonesia.2 Produksi tahunan mencapai 7.020 ton dengan nilai Rp196,5 miliar.1
Kita berharap produksi bisa mencapai 10.000 ton setiap tahunnya.1
Modeling Tambak Modern Siap Jadi Lokomotif Industrialisasi Nila Salin di Indonesia
Produksi ikan nila salin BINS mendukung ekspor produk olahan berupa fillet.2 Presiden Jokowi menilai ini sangat penting untuk memenuhi permintaan dalam negeri dan luar negeri.1
Pembangunan Modeling Jawab Tingginya Permintaan Ikan Nila Domestik dan Global
Menteri Trenggono menjelaskan nilai ekonomi ikan nila sangat tinggi, baik di dalam negeri maupun luar negeri.1 Menurut FMI (2024), nilai pasar global Ikan Nila akan naik dari USD14,46 miliar di 2024 menjadi USD23,02 miliar di 2034, naik 59%.3
Resmikan Tambak BINS, Jokowi: Ini Langkah Tepat Jawab Permintaan Ikan Nila yang Kian Meningkat
Operasional BINS Menyerap Banyak Tenaga Kerja
Presiden Jokowi mengatakan, pembangunan BINS sangat tepat. Ini menjawab kebutuhan akan ikan nila yang tinggi, baik di pasar lokal maupun global.1 Banyak pekerja ikut berpartisipasi dalam operasional BINS.
Jika BINS Berhasil, Pemerintah Siap Revitalisasi Tambak Udang Idle untuk Nila Salin
Ketika kinerja BINS sukses, pemerintah akan menghidupkan kembali tambak udang yang kosong. Lokasinya adalah daerah Pantura guna budidaya ikan nila salin.1 Pantura Jawa memiliki tambak udang kosong seluas 78 ribu hektare.1 Budidaya ikan nila salin di sana sangat produktif, mencapai 87,75 ton per hektare tiap tahun. Bandingkan dengan tambak udang tradisional yang hanya 0,6 ton per hektare.