Mengukir kembali prestasi atletik Indonesia di kancah Asia

Mengukir kembali prestasi atletik Indonesia di kancah Asia

Mengukir kembali prestasi atletik Indonesia di kancah Asia

Taruhan bola – Mengukir kembali prestasi atletik Indonesia di kancah Asia
Berita terkait: Pusat pelatihan atletik baru di Sumatera Utara akan beroperasi pada 2026
Jakarta (ANTARA) – Tahun 1962 merupakan tahun yang penting bagi Indonesia, dengan pelari Mohammad Sarengat yang meraih emas di Asian Games ke-4 di Jakarta, menjadi orang Indonesia pertama yang meraih emas di ajang multi-cabang olahraga tersebut Di tengah sorak-sorai penonton tuan rumah di Stadion Utama Senayan saat itu (sekarang Stadion Utama Gelora Bung Karno), Sarengat melesat secepat kilat melewati lintasan 100 meter, mencapai garis finis pertama dengan catatan waktu 10,4 detik.Pada edisi yang sama, ia juga mengantongi medali emas dari nomor lari gawang 110 meter dengan catatan waktu 14,3 detik. Sejak saat itu, Sarengat dijuluki sebagai “pelari tercepat di Asia”, gelar yang mengukuhkan dominasi Indonesia di cabang olahraga lari di tingkat Asia, prestasi luar biasa yang diraihnya kemudian menginspirasi para atlet yang lebih muda, seperti Purnomo Muhammad Yudhi, untuk mengikuti jejaknya, keikutsertaannya di ajang Los Angel 1984.

etelah Yudhi, muncul pelari-pelari cemerlang yang berasal dari Indonesia, seperti Afdiharto Mardi Lestari dari Binjai, Sumatera Utara; Suryo Agung Wibowo dari Solo, Jawa Tengah; dan yang terbaru adalah Lalu Muhammad Zohri dari Lombok, Nusa Tenggara Barat, yang akan mewakili Indonesia di Olimpiade Paris 2024.Banyak prestasi yang telah ditorehkan di berbagai kejuaraan, namun di ajang Asian Games, belum ada pelari Indonesia yang mampu menorehkan prestasi seperti yang diraih Sarengat Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) mengakui, meraih sukses di Asian Games merupakan langkah krusial sebelum membidik Olimpiade, mengembalikan kejayaan Indonesia di pentas Asia bukan perkara mudah. Di era olahraga modern, semua negara berlomba-lomba menyiapkan atlet terbaik, dan Indonesia tentu tidak ingin hanya berdiam diri sebagai penonton.

alam ajang SEA Games 2023 di Kamboja, tim atletik Indonesia berhasil mengantongi 19 medali yang terdiri dari tujuh medali emas, tiga medali perak, dan sembilan medali perunggu.Sebagian besar medali emas tersebut diraih pada cabang olahraga lari, yaitu pada nomor 10.000 meter putra oleh Rikki Simbolon, estafet 4×100 meter oleh Lalu Muhammad Zohri, Wahyu Setiawan, Bayu Kertanegara, dan Sudirman Hadi, serta maraton putra dan putri, oleh Agus Prayoga dan Odekta Naibaho.

Sementara itu, medali emas lainnya disumbangkan oleh Abdul Hafiz di lempar lembing, Maria Natalia Londa di lompat jauh, dan Hendro Yap di nomor jalan kaki 20 kilometer. Prestasi tersebut telah meyakinkan PB PASI bahwa sudah saatnya atletik Indonesia membidik level yang lebih tinggi, yaitu Asia. Ketua Umum PB PASI Luhut Binsar Pandjaitan dengan tegas menegaskan bahwa Indonesia menjadikan Asian Games sebagai tolok ukur untuk atletik, mengingat tinggal satu tahun lagi menuju Asian Games selanjutnya, yang akan diselenggarakan di Jepang.

Untuk itu, persiapan difokuskan pada beberapa event atletik dimana Indonesia memiliki peluang yang lebih besar untuk meraih kemenangan, langkah-langkah strategis untuk meraih kejayaan pun telah dipersiapkan. Selain fokus pada event-event atletik yang berpeluang juara lebih tinggi, pengembangan pusat pelatihan atlet juga terus dilakukan. Saat ini ada dua pusat pelatihan atletik yang sudah beroperasi, yaitu Pusat Pelatihan Atletik Pangalengan di Jawa Barat dan Stadion Atletik Mimika di Papua.

Selain fasilitas fisik, pendekatan sport science juga diadopsi dalam program pelatihan atlet, yang diharapkan dapat membuat perkembangan kemampuan atlet terpantau setiap saat dan terukur. tahu bahwa Asian Games adalah gerbang menuju podium Olimpiade. Meski Asian Games menjadi target utama bagi Zohri, ia tidak menganggap kompetisi berskala lebih kecil, termasuk Kejurnas Atletik, sebagai pemanasan belaka, melainkan kompetisi sesungguhnya yang harus ia menangkan.

Dengan latihan intensif dan pengalaman mengikuti berbagai kompetisi, serta pemulihan yang nyaris sempurna dari cederanya, atlet yang sebelumnya meraih emas di ASEAN University Games (AUG) 2024 ini optimis bisa mengamankan prestasi di level Asia.”Asian Games adalah tujuan utama, jadi saya harus siap bertanding, bahkan untuk Olimpiade,” ujar Dina Aulia, pemegang rekor baru nasional lari gawang 100 meter putri dengan catatan waktu 13,11 detik, juga memiliki optimisme yang sama. Atlet yang dibesarkan di Kalimantan Selatan ini saat ini tengah mempersiapkan diri untuk Kejuaraan Dunia Atletik dan SEA Games 2025 di Thailand pada bulan Desember mendatang, baginya kejuaraan-kejuaraan ini merupakan batu loncatan dalam perjalanan panjang menuju prestasi di tingkat Asia, dengan segala sumber daya dan pelatihan atlet yang ada, yang harus dilakukan adalah membuktikan bahwa Indonesia dapat melanjutkan warisan Sarengat di ajang Asian Games.