Indonesia dicurigai mempengaruhi sanksi berat FIFA terhadap Malaysia
Taruhan bola – Seorang jurnalis terkemuka Malaysia telah menyatakan bahwa Indonesia berperan dalam sanksi FIFA terhadap Malaysia atas dugaan pemalsuan dokumen pemain asing, yang meningkatkan ketegangan antara komunitas sepak bola kedua negara.
Wartawan Zulhelmi Zainal dari saluran TV Astro Arena memposting di akun X-nya yang memiliki hampir 50.000 pengikut pada hari Kamis: “Ada rumor bahwa beberapa kekuatan asing mencoba menyabotase tim nasional Malaysia karena mereka takut akan kebangkitan Harimau Malaya.
Kekuatan-kekuatan ini dikatakan memiliki hubungan dekat dengan pimpinan tertinggi FIFA.”
Postingan ini mendapatkan perhatian yang signifikan setelah pengumuman FIFA pada hari Jumat untuk menampar larangan satu tahun pada tujuh pemain naturalisasi Malaysia dan mendenda Asosiasi Sepak Bola Malaysia 350.000 franc Swiss (US $ 438.
700) karena memalsukan dokumen mereka di kualifikasi Piala Asia 2027.
Para pemain itu adalah Gabriel Palmero, Jon Irazabal (Spanyol), Facundo Garces, Rodrigo Holgado, Imanol Machuca (Argentina), Joao Fi gueireido (Brasil) dan Hector Hevel (Belanda).
Presiden Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia, Erick Thohir (kiri) dan Presiden FIFA, Gianni Infantino, di Indonesia pada 18 Desember 2024.
Foto oleh Instagram/@gianni_infantino
Unggahan Zainal telah memicu perselisihan online yang intens antara komunitas sepak bola Malaysia dan Indonesia. Media Indonesia, Akuratco, melaporkan bahwa beberapa penggemar menafsirkan pesan tersebut mengisyaratkan keterlibatan Indonesia dalam sanksi ini. Sebuah gambar yang beredar luas bahkan mengaitkan presiden Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir dengan presiden FIFA Gianni Infantino, menyiratkan hubungan yang disarankan oleh Zainal.
Thohir, 55 tahun, yang baru-baru ini ditunjuk sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga Indonesia dan juga menjabat sebagai presiden PSSI, adalah seorang pengusaha miliarder dengan kekayaan bersih sebesar $3,6 miliar, menurut Forbes. Thohir sebelumnya memiliki Inter Milan dari 2013 hingga 2018 dan telah terlihat bersama Infantino di berbagai acara internasional.
Komite Disiplin FIFA mengkonfirmasi bahwa di FAM menggunakan dokumen palsu untuk menaturalisasi tujuh pemain.
Selain denda, sanksi tersebut berdampak pada klub-klub di Malaysia, Spanyol, Argentina, Kolombia, dan Belanda, yang kehilangan pemain-pemain kunci di pertengahan musim.
Malaysia berisiko kehilangan kemenangan 4-0 mereka atas Vietnam di kualifikasi Piala Asia 2027 karena menggunakan para pemain ini. Peraturan AFC mengatakan bahwa jika ada satu saja pemain yang tidak memenuhi syarat yang ikut serta, maka kemenangan 3-0 akan diberikan kepada lawan, yang berpotensi membuat Malaysia tersingkir dari turnamen.
Vietnam bisa diuntungkan, karena lawan-lawan Grup F yang tersisa, Nepal dan Laos, berada di peringkat yang lebih rendah, dan hanya juara grup yang akan melaju ke babak utama tahun depan.
Media Indonesia telah menyuarakan keprihatinan tentang dokumentasi pemain Malaysia sejak bulan Juni, terutama mengenai pemain bertahan Facundo Garces, yang diduga mengklaim sebagai keturunan Malaysia melalui seorang nenek. Rumor pada saat itu menyebutkan bahwa FIFA dan AFC mungkin akan memberikan sanksi kepada Malaysia.
New Straits Times mencatat bahwa perdebatan mengenai kelayakan pemain Malaysia belum pernah terjadi sebelumnya dan sangat tidak biasa, dengan para penggemar yang berjuang untuk mengenali para pemain atau mengingat latar belakang mereka.
Peraturan FIFA mengizinkan naturalisasi jika seorang pemain dapat membuktikan lima tahun tinggal secara terus menerus atau memiliki garis keturunan dari orang tua atau kakek-neneknya. Federasi harus menyerahkan dokumentasi lengkap kepada Komite Hukum FIFA untuk mendapatkan persetujuan sebelum seorang pemain diizinkan untuk bertanding.